PERSIAPAN KEMATIAN UNIK DI WARGA NEGARA JEPANG

Di negara Jepang memang sangat terkenal sebagai negara dengan budaya hal yang unik. Namun, setiap aspek kehidupan dalam masyarakatnya punya hal-hal yang menarik sehingga buat orang pada heran. Bahkan, mereka untuk melakukan persiapan kematian unik di negara jepang sampai perlu menyelenggarakan festival khusus. Lalu, seorang wanita mencoba sebuah peti mati dalam acara festival kematian tersebut. Festival ini yang dinamakan dengan Shukatsu atau festival melakukan persiapan kematian. Jadi, masyarakat jepang bisa mempersiapkan upacara pemakaman yang terbaik dan sempurna sesuai keinginan mereka.
DI SHUKATSU PERSIAPAN KEMATIAN FESTIVAL KHUSUS DAN UNIK
Saran yang diberikan untuk mempersiapkan kematian di Shukatsu, mulai dari usia 30 tahun. Dalam festival ini kamu bisa mempersiapkan bentuk peti yang mana kamu inginkan untuk menyimpan jasad tersebut. Kemudian, ada juga sesi pemotretan agar hasil fotonya bisa digunakan sebagai foto terakhir untuk upacara pemakaman. Namun, anda juga bisa berpura-pura mati untuk melihat workshop yang mengenai tentang mengurus jenazah ketika akan dimakamkan. Denan budaya yang unik mempersiapkan kematian ini sebenarnya sudah lama terjadi di negara jepang. Sehingga, pada tahun 2014 festival ini sempat menarik minat masyarakat. Dimana jumlah pengunjung diperkirakan mencapai lima ribu orang.
Selain mengurus keperluan pemakaman seperti kimono putih lalu peti mati. Festival Shukatsu juga menjual perhiasan dan aksesoris untuk orang yang telah meninggal dunia. Seorang pelayat tengah melakukan proses penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal melaui drive thru. Uniknya, ada juga pemakaman drive-thru yang mungkin bagi kita sangatlah tak pantas dilakukan. Pemakaman model ini dianggap akan sangat membantu orang-orang yang sangat sibuk, tapi ingin menghadiri upacara pemakaman tersebut. Namun, orang-orang bisa memberikan penghormatan terakhir mereka kepada orang yang wafat tanpa harus repot turun dari mobil. Pada tempat drive thru pemakaman juga disediakan sehingga sanak keluarga terdekat bisa melihat pelayat yang datang dan melakukan doa bersama.
Dari adanya festival ini diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang hal-hal yang terjadi saat proses pemakaman mereka. Sedikit mengetahui tentang kematian di jepang, pemakaman sendiri disebut dengan Soushiki. Para pelayat yang datang diwajibkan memakai pakaian serba hitam dan membawa amplop uang dengan jumlah yang cukup besar untuk diberikan kepada keluarga yang berduka. Pilihan menyimpan jenazah melalui proses kremasi dianggap tidak memakan banyak tempat. Abu jenazah bisa disimpan dan dititipkan pada abu rumah duka atau kuil jika kita merasa tidak mampu membeli lahan kuburan.
Saran tentang menyiapkan kematian pada usia-usia muda ternyata punya kaitan agar orang-orang bisa mempersiapkan pemakaman yang layak. Karena sudah diatur sejak jauh hari, upacara pemakaman juga bisa menjadi lebih baik karena sudah terlebih dahulu dipersiapkan. Jika sudah mendapat persiapan setidaknya, orang yang meninggal menganggap cara ini bisa mempermudah proses pemakaman, serta memberikan upacara terakhir yang terbaik untuk diri mereka sendiri.